Dunia petualangan Indonesia kembali merekah atas catatan terbaik anak-anak bangsanya. Dua putri terbaik dari organisasi pecinta alam Mahitala, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung berhasil mengibarkan Merah Putih di Gunung Vinson Massif (4.892m). Gunung ini merupakan puncak tertinggi di Benua Antartika.
Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari yang tergabung bersama tim pendukung ekspedisi The Women of Indonesia Seven Summits Mahitala Unpar (WISSEMU) berangkat dari tanah air pada hari Selasa (20/12/2016) dan mencapai puncak pada Rabu (4/1) pukul 23.48 waktu setempat atau Kamis (6/1) pukul 09.48 WIB. Keberhasilan ini sekaligus merengkuh sejarah sebagai pendaki putri Indonesia pertama yang menggapai puncak tertinggi di Kutub Selatan tersebut.
“Ini merupakan pencapaian puncak ke lima dari rangkaian ekspedisi pendakian tujuh puncak tertinggi di tujuh benua (Seven Summits) bagi ke dua mahasiswa Parahyangan ini,” seperti dikutip pada halaman resmi The Women of Indonesia Seven Summits Ekpedition Mahitala Unpar.
Untuk menyelesaikan ekspedisi ini, Didi dan Hilda dijadwalkan kembali akan berjuang mendaki gunung Denali di Alaska, Amerika dan Gunung Everest di Himalaya. Sebelumnya Tim WISSEMU sudah berhasil menggapai Cartenz Pyramid di Indonesia, Elbrus di Rusia, Aconcaqua di Argentina, Kilimanjaro di Tanzania.
Sebelumnya Indonesia pernah mengukir sejarah menyelesaikan rangkaian pendakian Seven Sumitts dengan kesuksesan tim putra dari Mahitala Unpar dan tim dari Wanadri. Sanggupkah tim putri Mahitala menyandingkan gelar Seven Summits untuk Indonesia?