Mendaki gunung menjadi aktivitas populer saat ini yang dilakukan semua elemen masyarakat. Perubahan musim pun tak lantas membuat para pendaki berbalik arah menjejaki tempat-tempat eksotis dari berbagai gunung Indonesia.
Memang akan lebih mudah mendaki gunung saat situasi cerah dan matahari bersinar sangat ramah. Tetapi sebaliknya, dituntut pengalaman untuk memprediksi bahaya obyektif jika mendaki dalam cuaca hujan lebat disertai petir.
Berikut tips untuk menghindari tersambar petir di gunung
- Jangan berada di padang rumput yang luas, puncak atau punggungan gunung yang terbuka. Sebisa mungkin turun dari tempat tersebut unutk mengurangi tersambar petir.
- Hindari pohon atau obyek yang berdiri sendiri. Jika berdiri di dekatnya saat petir menyambar maka anda juga akan terkena arus listrik yang mengalir di tanah.
- Hindari menghidupkan peralatan yang mengandung gelombang dan memantulkan radiasi elektromagnetik seperti telepon seluler dan Global Positioning System (GPS). Jika di hadapkan pada keharusan bernavigasi saat kondisi tersebut gunakanlah kompas bidik dan kompas orienteering.
- Hindari aksesori berbahan metal karena merupakan penghantar listrik yang juga akan menangkap kilat.
- Alasilah tubuh dari tanah dengan ransel, matras atau bahan anti konduktor lainnya.
- Jika berada dalam grup pendakian, jangan terlalu berdekatan. Buatlah sedikit berjarak agar jika tersambar petir tidak langsung tersambar dan yang lainnya bisa memberikan pertolongan.
- Jika memang terperangkap oleh petir, ambillah posisi jongkok dengan merapatkan ke dua kaki dengan tumit yang bersentuhan. Tutup telinga dengan sikut yang menyentuh lutut “dengkul”. Kemudian tundukan kepala serendah-rendahnya tanpa menyentuh tanah. Dengan cara itu, petir yang menyambar di dekat posisi akan mengalir ke dalam tubuh. Namun apabila ke dua tumit kaki terbuka petir akan meloncat ke dalam tubuh.
- Di alam bebas tempat yang baik saat badai petir adalah tempat yang banyak pohon.