Satu lagi destinasi wisata di Bali yang layak dikunjungi rombongan Raja Salman dan 1500 delegasi Kerajaan Saudi yakni Desa Penglipuran di Bangli, Bali. Desa wisata ini menawarakan sensasi pesona kearifan lokal bersanding dengan harmonisasi alam.
Di tahun 2016 silam, Desa Penglipuran namanya masuk ke dalam kelompok desa-desa terbaik dunia, sejajar dengan Desa Giethoorn di Belanda serta Mawlynnong di India.
Dari mulai kebersihan hingga keharmonisan masyarakatnya, dianggap sangat fantastis. Budaya dan hubungan kekerabatan, kekeluargaan, antar anggota masyarakat di desa itu fantastic. Khas Indonesia, yang hidup rukun, damai, saling hormat dan penuh toleransi. “Soal desa wisata, Desa Penglipuran, Bali, tempatnya. Ini sudah diakui dunia sebagai desa wisata terbaik dunia!,” ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Jumat (10/3).
Kesederhanaan dalam kebersamaan ini memang menjadi daya tarik yang layak dieksplor. Pertamanan, gerbang masing-masing taman, semuanya seragam. Arsitektur Bali terlihat jelas di semua sudut desa yang juga pernah dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia itu.
“Sangat unik. Kehidupan masyarakat, pola komunikasi, mempertahankan tradisi dan budaya lokal, termasuk dalam urusan sosial, komitmen untuk kebersihan bersama, keamanan dan kenyamanan bersama sangat kental dengan nuansa Bali. Atmosfer inilah yang membuat turis betah tinggal di homestay yang disewakan warga masyarakat,” kata Arief Yahya.
Menteri asal Banyuwangi itu memang tak asal bicara. Suasana asri menyambut siapa pun yang berkunjung ke Desa adat Penglipuran. Rapinya desa ini sudah terlihat sejak di pintu masuk begitu melewati Candi Bentar, pintu gerbang kawasan atau perkampungan khas Bali. Tanaman perindang di kanan kiri jalan tertata rapi. Hijau dan asri. Udara sejuk, berkisar 20 derajat celcius, juga ikut membungkus desa yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut itu.
Kondisi lebih tertata terlihat setelah masuk kawasan pemukiman desa. Tempat parkir dengan paving. Wantilan atau aula pertemuan terbuka tanpa dinding. Taman-taman di depan rumah. Tempat sampah tidak hanya dua jenis tapi bahkan sampai lima jenis tong sampah –anorganik, plastik, sampah lain, organik, dan bahan berbahaya– berada di salah satu pojokan halaman.
Uniknya, kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil tidak boleh masuk jalan utama di tengah desa. Mereka harus memutar di jalan raya yang mengelilingi desa tersebut. Karena itulah desa ini juga terjaga dari polusi suara ataupun udara kendaraan bermotor.
Agen-agen pariwisata di Bali pun terbius dengan sejumlah pesona tadi. Mereka pun kerap menjadikan kunjungan ke Desa Penglipuran sebagai bagian dari paket perjalanan. Lokasinya pun tak jauh dari kawasan wisata lain yang lebih populer yaitu Gunung dan Danau Batur di Kintamani, Bangli. “Banyak spot keren yang bisa jadi latar belakang foto-foto. Bagus sebagai kenang-kenangan dan bukti bahwa kita sudah pernah jalan-jalan ke salah satu desa paling bersih di dunia,” timpal I Nengah Moneng, Ketua Pengelola Desa Wisata Penglipuran.