Scroll untuk baca artikel
Shopee Diskon 50%
Jelajah Wisata

Kampung Warna Warni Jodipan, Pelukisan Alam dalam Sebuah Permukiman

Avatar photo
×

Kampung Warna Warni Jodipan, Pelukisan Alam dalam Sebuah Permukiman

Share this article
Kampung Warna Warni Jodipan, Pelukisan Alam dalam Sebuah Permukiman

Terbenam dalam keindahan Kampung Warna Warni Jodipan di Malang, pengunjung akan merasakan pesona unik permukiman ini yang dipenuhi dengan rumah-rumah berwarna cerah yang membentuk sebuah lukisan alam kreatif.

Berjalan masuk ke Kampung Warna Warni Jodipan, seolah memasuki sebuah lukisan hidup yang mempesona. Setiap sudut kampung ini berpendar dengan warna-warna ceria, memberi kehidupan pada dinding-dinding tua dan lorong-lorong sempit yang kini menjadi kanvas bagi warga lokal.

Promo Kredivo

Di sini, bukan hanya dinding yang bercerita, melainkan juga mata dan senyuman penduduknya, yang dengan bangga menunjukkan transformasi spektakuler kampung mereka dari yang dulunya biasa-biasa saja menjadi sebuah karya seni.

Transformasi Kampung Warna Warni Jodipan

Awalnya, Kampung Jodipan di tepian Sungai Brantas, Malang, merupakan area yang terabaikan dengan masalah lingkungan yang serius. Sampah menumpuk di sepanjang sungai karena kebiasaan penduduk membuangnya tanpa perhitungan.

Namun, pada tahun 2016, sekelompok pemuda dari Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya dari jurusan Komunikasi, memutuskan untuk mengambil langkah transformasi. Mereka menggandeng sebuah perusahaan cat melalui program tanggung jawab sosial korporasi, dan memulai proses transformasi kawasan tersebut menjadi kanvas berwarna-warni.

Ketika tahun 2017 tiba, Wali Kota Malang saat itu, H. Mochamad Anton, meresmikan Kampung Warna Warni Jodipan Malang. Sejak itu, kawasan ini tidak hanya berubah tampilannya menjadi lebih cerah, namun juga menjadi magnet wisata yang menarik banyak pengunjung.

Dampak positif terasa bagi komunitas lokal. Kebiasaan membuang sampah sembarangan mulai ditinggalkan, dan kehidupan ekonomi warga mendapat angin segar dengan adanya wisatawan yang berdatangan. Keberhasilan Jodipan bahkan mendorong kampung-kampung lain seperti Kampung Biru Arema dan Kampung Tridi untuk melakukan hal serupa.

Ketertarikan akan kampung ini tak terbatas hanya bagi wisatawan. Banyak produksi film dan acara televisi yang terpikat dengan keunikan Kampung Warna Warni Jodipan. Sebagai contoh, film populer “Yowis Ben” memilih lokasi ini sebagai salah satu latar ceritanya.

Baca Juga:  Coban Rais, Menyaksikan Keindahan Surga Alam Tersembunyi di Batu Malang

Pesona Kampung Warna Warni Jodipan

Pesona Kampung Warna Warni Jodipan
Foto: Google Maps/Maylia Dwi

Sejak transformasinya pada tahun 2016 dan peresmiannya di tahun 2017, Kampung Warna Warni Jodipan di Malang ini tampil sebagai destinasi wisata indah yang memikat hati. Melihat peluang tersebut, warga setempat pun memanfaatkannya dengan menyajikan aneka spot foto unik dan artistik.

1. Dari Perkampungan Biasa Menjadi Ikonik

Dahulu, Jodipan hanya dikenal sebagai kawasan pemukiman sederhana di tepian Sungai Brantas, dengan masalah lingkungan yang cukup parah. Namun, inisiatif mahasiswa telah mengubah wajah kampung ini menjadi kanvas warna-warni yang menawan.

Peningkatan kunjungan wisatawan berdampak positif pada kesadaran warga terkait lingkungan. Selain itu, dengan adanya tarif masuk, masyarakat kini memiliki dana tambahan untuk memelihara kebersihan kawasan.

2. Spot-spot Fotogenik

Kampung Warna Warni Jodipan di Malang ini bagaikan surga bagi para pencinta fotografi. Hampir setiap sudut kampung menyajikan panorama yang instagramable. Salah satu spot yang paling populer adalah lorong berhias payung berwarna-warni yang seakan terbang di angkasa.

Tidak ketinggalan, lorong bertema topeng yang menampilkan beragam topeng menggantung, menambah keunikan suasana. Namun, penting bagi pengunjung untuk mengenakan sepatu yang nyaman saat menjelajahi kawasan ini, karena banyaknya tangga dan jalan setapak yang harus dilalui. Tentu saja, anak tangga berwarna-warni tersebut juga menjadi latar yang menarik untuk berfoto.

3. Sensasi Berjalan di Jembatan Kaca Ngalam

Jika Anda berkunjung ke Kampung Warna Warni Jodipan, Anda tentu tidak boleh melewatkan sensasi melangkah di Jembatan Ngalam. Jembatan ini menghubungkan Kampung Jodipan dengan Kampung Tridi, memiliki panjang kurang lebih 25 meter dan berada sekitar delapan meter di atas Sungai Brantas.

Baca Juga:  Coban Talun, Air Terjun dengan Pesona Kebun Bunga Cantik di Batu Malang

Sebagai jembatan kaca pertama di Indonesia, Jembatan Ngalam menawarkan pengalaman unik. Meski tidak sepenuhnya dibuat dari kaca, bagian tengah jembatan ini memberikan pengalaman berjalan di atas kaca. Tak perlu khawatir tentang keamanannya, karena jembatan ini dirancang untuk menampung hingga 50 orang dengan kapasitas maksimal sekitar 250 kg.

Berjalan atau berfoto di atas jembatan ini menawarkan perspektif yang menakjubkan dari Kampung dengan beragam warna-warninya.

4. Petualangan di Kampung Tridi

Sejalan dengan kepopuleran Kampung Jodipan, kampung tetangganya pun terinspirasi untuk menghadirkan suasana yang berbeda. Dinamakan Kampung Tridi, yang merupakan singkatan dari “3D”, kampung ini menyuguhkan deretan mural 3D yang seolah-olah hidup.

Dengan sudut foto yang tepat, Anda dapat berpose seakan-akan sedang diterkam oleh ikan raksasa, ditelan dinosaurus, bermain bersama karakter Monster Inc, dan banyak lagi suasana menarik lainnya.

Alamat dan Rute Menuju Kampung Warna Warni Jodipan

Alamat dan Rute Menuju Kampung Warna Warni Jodipan
Foto: Google Maps/Mohamad Shafiq

Kampung Warna Warni Jodipan beralamat di Jl. Ir. H. Juanda 6, Jodipan, Kec. Blimbing, Kota Malang. Dengan posisi yang strategis, tempat ini sangat mudah dicapai oleh wisatawan.

1. Dari Stasiun Kota Baru Malang

Setelah meninggalkan stasiun, bawalah kendaraan Anda ke arah Jalan Trunojoyo dan teruskan ke Jalan Gatot Subroto. Ketika Anda mendekati Jembatan Brantas, ambil belokan ke kiri. Temukan gang di sisi kiri Anda dan ikuti. Dalam kurun waktu kira-kira 10 menit, Anda akan sampai di lokasi tujuan.

2. Dari Stasiun Kota Lama Malang

Dari stasiun tersebut, Anda cukup melaju lurus mengikuti arah Jalan Laksamana Martadinata. Teruskan perjalanan Anda ke arah Jalan Gatot Subroto. Sesudah Anda menyeberangi Jembatan Brantas, ambillah belokan ke kiri. Anda akan menemukan Kampung Warna Warni Jodipan Malang di sisi kiri jalan. Waktu tempuh dari stasiun ke lokasi sekitar 5 menit.

Baca Juga:  Batu Night Spectacular, Menggabungkan Keindahan Alam dengan Hiburan Modern

3. Dari Terminal Arjosari

Jalankan kendaraan Anda melalui Jalan Raden Intan dan belok kanan ke Jalan Raden Panji Suroso, lanjutkan hingga Jalan Sunandar Priyo Sudarmo. Saat Anda mencapai Patung Panglima Sudirman, belok ke kiri mengikuti Jalan Panglima Sudirman.

Teruskan perjalanan hingga Jalan Gatot Subroto, dan setelah melewati Jembatan Brantas, segera belok kiri. Ambil gang pertama untuk mencapai Kampung Warna-Warni. Rute ini memakan waktu kurang lebih 20 menit.

Fasilitas dan Harga Tiket Kampung Warna Warni Jodipan

Fasilitas yang tersedia di Kampung Warna Warni Jodipan Malang tergolong lengkap, mencakup area parkir, kios-kios yang dikelola oleh penduduk setempat, toilet publik, serta penjual makanan dan minuman.

Untuk mengakses kampung wisata ini, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp 3.000 per orang. Tiket untuk Kampung Warna-Warni Malang ini unik karena berbentuk stiker yang bisa ditempelkan di berbagai tempat seperti kendaraan, membuatnya menjadi souvenir yang menarik.

Sedangkan untuk biaya parkir, tarif yang diterapkan adalah Rp 2.000 untuk kendaraan bermotor dua roda dan Rp 5.000 untuk mobil. Adapun untuk bus pariwisata, biaya parkir yang ditetapkan berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 25.000.

Kampung Warna Warni Jodipan bukan hanya tentang warna, tetapi tentang komunitas, kerjasama, dan impian yang diwujudkan bersama. Mereka telah membuktikan bahwa dengan kreativitas dan gotong royong, sebuah komunitas dapat mengubah nasib dan lingkungan mereka menjadi lebih baik dan lebih cerah.

Setiap warna di dinding Jodipan adalah lambang harapan, perubahan, dan semangat yang tak pernah padam, mengajarkan kita bahwa keindahan seringkali muncul dari kerja keras dan kolaborasi.