Mengenal gunung-gunung dan memiliki kisahnya dengan nyata. Semua pendaki pasti ingin punya pengalaman dan sensasi langsung untuk melihat interaksi alam dengan spektrum warna yang beragam. Tak terkecuali para pendaki hijabers yang pelan-pelan mulai meramaikan gunung-gunung Indonesia.
Tata kelola gunung-gunung di Indonesia memang sudah memberikan perhatian terhadap keselamatan pendakian. Akan tetapi, menjadi penting bagi para pendaki hijabers terutama pemula untuk mengenal batasan kenyamanan dan rekomendasi keselamatan. Terlebih, perlu siasat agar pakaian yang tertutup tidak mengganggu pergerakan di gunung yang memerlukan fleksibilitas.
Inilah tips yang akan membantu para hijabers pemula untuk mendaki gunung:
1. Berlatih Fisik dan Mental
Bangunlah lebih pagi dan mulailah berlari untuk mewujudkan mimpi. Joging di pagi hari adalah latihan fisik awal yang baik untuk membangun tenaga dan kerja otot dalam memulai rencana pendakian. Sedangkan joging di sore hari sangat membantu dalam daya tahan. Jangan lupa siapkan mental dengan komitmen untuk tetap berlatih walaupun hanya sendiri.
2. Perkaya sumber referensi
Selalu cermat dalam mengelola setiap informasi yang dicari se lengkap mungkin. Jangan lupa untuk kroscek informasi tersebut. Selain untuk untuk rencana estimasi dana yang diperlukan, kekuatan riset juga sangat berpengaruh untuk mendekati tujuan dengan akses tempuh paling hemat dan efektif.
3. Cermat memilih Waktu
Kenali kondisi fisik sangatlah penting, terutama mengenal batasannya. Jika bisa memilih, usahakan tidak mendaki saat memasuki masa Pra Menstruasi Syndrome (PMS). Naik gunung sangat melelahkan dan kadang memacu ketidakstabilan emosi. Biasanya, saat sedang berhalangan ketahanan tubuh perempuan cenderung menurun. Bahkan tidak jarang disertai pusing, lemas dan sakit perut yang gila.
4. Lengkapi Piranti Pendakian
Saat ini sudah banyak tersedia referensi mengenai pilihan alat pendakian yang dibutuhkan bersama kesesuaian cara memakainya. Cuaca di gunung relatif mudah berganti, saat ini sudah banyak tersedia bahan pakaian yang menutup tubuh tanpa mengurangi sistem mengalirkan panas tubuh. Tidak ada salahnya untuk mencoba baju, celana, ransel, jaket, sepatu trekking sebelum masa mendaki. Hal ini mengukur tingkat kenyamanan untuk bergerak dan mengerti kekurangannya.
5. Cermat Memilih Hijab
Bawalah persediaan hijab cadangan dan jangan lupa untuk cermat dalam memilih kualitas bahannya. Carilah bahan yang mudah menyerap keringat namun tetap hangat saat udara terlalu panas atau dingin. Usahakan menggunakan mode hijab yang simple dan tidak menggunakan banyak jarum karena mendaki gunung sangat dituntut fleksibilitas pergerakan. Jika dibutuhkan jangan malu untuk menggunakan balaclava.
6. Prosedur Pendakian
Lengkapi segala prosedur dan taatilah mekanisme pendakian. Termasuk mendapatkan izin pendakian dari otoritas berwenang setempat. (Baik kepala Taman Nasional, penjaga base camp, kepala desa, sesepuh adat, polisi atau pejabat berwenang). Selain mendapatkan informasi tentang hal-hal yang tabu dan menjadi larangan, dengan bersosialisasi setidaknya bisa mendapatkan wejangan-wejangan dari penduduk sekitar yang akan memperkaya wawasan. Jangan lupakan izin orang tua!
Mendakilah di saat waktu yang direkomendasikan atau pada musim pendakian terlebih saat weekend. Minimal kamu bisa bertanya kepada sesama pendaki saat mulai ragu dan berada dalam kebingungan.
7. Meminta Pendamping yang Berpengalaman
Menentukan strategi pendakian, lintasan jalur dan rencana kemah bukan perkara mudah. Tidak ada salahnya meminta bantuan kepada orang yang berpengalaman dalam pendakian atau mengenal medan pendakian.
8. Jangan Lupa Membawa Peta
Ada berbagai jenis macam peta sesuai kegunaan dan peruntukannya. Saat ini di base camp pendakian gunung-gunung di Indonesia rata-rata sudah menyiapkan peta dan jalur pendakian yang mudah dibaca, singkat, dan praktis. Jika hanya terdapat di dinding base camp cobalah untuk memfoto.