Scroll untuk baca artikel
Shopee Diskon 50%
EventSeni & Budaya

Dari Berciuman Hingga Berpelukan Masal, Inilah Tradisi Omed-omedan Untuk Menutup Nyepi di Bali

Avatar photo
×

Dari Berciuman Hingga Berpelukan Masal, Inilah Tradisi Omed-omedan Untuk Menutup Nyepi di Bali

Share this article
Dari Berciuman Hingga Berpelukan Masal, Inilah Tradisi Omed-omedan Untuk Menutup Nyepi di Bali

Atraksi dan pertunjukan budaya di Bali memang selalu menjadi “magnet” wisatawan. Salah satu yang unik dan selalu membuat penasaran adalah adalah event “Omed-omedan” yang akan dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2017 mendatang. Tradisi warisan para leluhur Bali tersebut adalah rangakaian event yang penutup hari raya Nyepi tahun baru Saka 1939.

Omed-omedan adalah tradisi turun temurun yang dilakukan oleh Banjar atau kelompok warga Kaja, Desa Adat Sesetan, Denpasar Selatan, Bali. Dalam bahasa Bali, Omed-Omedan berarti saling menarik dan berpelukan. Namun seiring waktu tradisi ini telah menjadi saling berciuman antara laki-laki dan perempuan. Omed-Omedan melibatkan pemuda dan pemudi berumur 17 tahun hingga 30 tahun atau sudah menginjak dewasa dan belum menikah. Tradisi ini digelar satu hari setelah Nyepi dengan peserta pemuda dan pemudi atau lebih dikenal denga Sekaa Teruna Teruni.

Promo Kredivo

“Tradisi omed-omedan, memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah penghormatan terhadap leluhur, memupuk rasa kesetiakawanan antar pemuda banjar. Sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, membangun solidaritas dan persatuan,”kata Kepala Dinas Pariwisata, Anak Agung Juniarta Putra didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Wayan Gunawan.

Wawan mengatakan bahwa Dalam tradisi ini, puluhan muda-mudi Banjar Kaja dibagi 2 kelompok yakni pria dan wanita. Kedua kelompok membuat barisan memanjang dan saling berhadapan. Kelompok pria dan wanita menyiapkan wakilnya 1 orang yang akan diarak ke depan untuk saling berciuman. “Tapi kalau dimaknai secara ritual adat ini bermaksud utuk keakraban saja, menjaga kerukunan warga, dan saling kasih sayang,” Ucap Wawan.

Baca Juga:  4 Karya Seni Kontroversial yang Mengubah Sejarah & Menciptakan Paradigma Baru

Sebelum memulai acara, Peserta melakukan persembahyangan bersama di pura, dipercikkan air suci, dan memohon keselamatan agar pelaksanaan acara nantinya berjalan dengan baik. Jika para “tetua” atau orang yang dituakan di Banjar tersebut memberi aba-aba mulai, barisan kedua kelompok maju ke depan dan wakil pria dan wanita dari kedua kelompok berciuman di hadapan ratusan warga dan wisatawan yang hadir menyaksikan tradisi unik ini. Untuk mendinginkan suasana, kedua muda-mudi yang berciuman ini diguyur dengan air oleh para tetua Banjar.

Saat acara dimulai kelompok pemuda-pemudi pun berlarian melintasi lokasi acara. Air pun diluncurkan untuk membasahi para peserta. Anggota pria dan wanita dipilih secara acak dan jika dipilih meraka harus bersedia dan mereka tidak bisa memilih sendiri pasangannya. Jika si perempuan tidak suka dengan laki-laki tersebut biasanya akan berusaha menghindar dan hanya berpelukan saja.

Tapi jangan pernah berfikir semudah itu untuk bisa mendaratkan ciuman anda pada sang gadis, karena dalam acara itu selain tarik menarik juga ada acara siram-siraman, sekali kesempatan dan gagal, maka anda akan di siram beramai-ramai. “Kadang-kadang sulit untuk melepaskan mereka karena mungkin saja kedua belah pihak saling menyukai atau menikmatinya,” jelas wawan

“Berdasarkan data, hampir 40% wisatawan lebih tertarik ke destinasi Bali, 35% mengunjungi Jakarta dan 25% berkunjung ke Batam. Dari sisi pemasaran, tentunya kita harus fokus dari pintu masuk destinasi mana mereka datang, MICE sebagai produk unggulan pariwisata nasional karena kontribusinya terhadap kunjungan wisman maupun peningkatan perjalanan wisnus cukup besar. “MICE masuk dalam lima teratas (top five contributors) dalam mendatangkan wisman,” jelas Deputi Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar.

Baca Juga:  Ritual Ma Nene, Upacara Sakral untuk Menghormati Leluhur di Toraja

Menurut Dinas Pariwisata Bali, pada tahun 2015 total jumlah pariwisata jumlah wisatawan yang datang sebanyak 4.001.835. Angka tersebut naik sebesar 22,5% pada tahun 2016 menjadi 4.904.175 orang. Dengan kenaikan tersebut, Dinas Pariwisata Bali yakin daerahnya bisa ikut menyumbang jumlah wisman yang ditargetkan berkunjung ke Indonesia sebesar 20 juta wisman pada 2019. Lima negara yang terbanyak datang ke Bali adalah wisatawan dari Australia berjumlah 106.642 (24,32 persen), Tiongkok berjumlah 80.251 (18,02 persen), Jepang berjumlah 24.963 (5,62 persen), Inggris berjumlah 21.407 (4,84 persen) dan Jerman berjumlah 20.417 (4,58 persen).