Fotografi dewasa ini memang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, bahkan hampir setiap orang lintas usia dan generasi tengah terlibat dengan aktivitas fotografi dalam keseharian. Disandingkan dengan seni kontemporer akhirnya melahirkan jejaran karya dengan tema pameran “Abad Fotografi”. Pameran ini berlangsung selama 14 hari mulai tangaal 15-28 November di Galeri Nasional, Jakarta.
Keistimewaan pameran ini ada pada bagaimana daya lihat keartistikan oleh fotografer kelas wahid dari empat negara. Empat negara yang bekerjasama dalam pameran ini yakni Indonesia, Jepang, Swiss dan Amerika Serikat. Bukan hanya perayaan ekpresi saja, para perupa seni lukis cahaya ini, ingin mewujudkan dan memunculkan gagasan, pengamatan, sikap, interaksi serta komunikasi dalam mengungkapkan persoalan realitas, kehidupan masyarakat, dan juga permasalahan sosial.
Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus Andre Sukmana menyambut antusias pameran ini. Ia berharap pameran ini bisa memberikan akses bagi publik dalam memperoleh inspirasi serta motivasi dari perjalanan kreatif para pameris. Lebih dari itu, pameran ini juga diharapkan memberikan kontribusi bagi perkembangan seni kontemporer Indonesia.
“Dengan menghelat pameran ini, diharapkan publik dapat memperoleh pembelajaran untuk mengekplorasi berbagai gagasan melalui media seni fotografi. Tidak hanya itu, acara ini juga diharapkan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk meningkatkan daya apresiasi seni,” kata Tubagus.
Mengenai pemilihan konsep persentuhan fotografi dengan seni rupa kontemporer, kurator pameran Jim Supangkat mengatakan bahwa fotografi zaman sekarang sudah keluar secara progresif dan menerobos fotografi konvensional. Hal ini dipengaruhi empat hal besar yakni berkembangnya teknologi kontemporer, refleksi perkembangan ilmu pengetahuan, proses penciptaan karya seni itu sendiri, dan perubahan cara pemahaman mengenai vitalitas hidup budaya masa kini atau contemporary culture.
“Apakah Fotografi? Mana penilaian karya fotografi, mana yang bukan. Inilah perluasan fotografi. Keberagaman perspektif dan cara mengelola dan mengartikan visualnya. Dari fotografi paling konvensional sampai fotografi yang paling progresif, silakan diterjemahkan sendiri,” ucap Kurator Pameran Jim Supangkat di Gedung Galeri Nasional, Rabu (16/11).
Pameran Fotografi kontemporer berskala internasional ini juga didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Setidaknya ada dua puluh fotografer berkecimpung dalam pameran ini. Sejumlah nama tersebut adalah Angki Purbandono, Anton Ismail, Chusin Setiadikara, Evi Nila Dewi, Fanny Oktavianus, Hermandari Kartowisastro, Irwandi, Ismail Patrizki, James Wilkinz, Jay Subyakto, Jiri Kudrna, Kun Tanubrata, Mangu Putra, Oscar Motuloh, R.Haryanto, Sjaiful Boen, Sonia Paramartha, Suherry Arno, Yasu Suzuka, dan Yusuke Mimasu.